Dewasa ini, kualitas udara di perkotaan semakin menurun. Diperkirakan 70% pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh kendaraan bermotor. Fakta ini kemudian mengundang banyak pihak untuk berlomba-lomba memberikan solusi untuk mengurangi polusi udara dan dampak negatifnya bagi kesehatan manusia.
Salah satu kelompok yang tergerak untuk meminimalisir polusi pada udara yang kita hirup sehari-hari adalah mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lima orang mahasiswa FST Unair yang terdiri dari Tri Wahyuni, Tyas Istiqomah, Thiera Ramadanika, Galuh Ayu K, dan Febrian Aditama berhasil menemukan dan mengembangkan sebuah alat bernama ZeoLittle. ZeoLittle adalah sebuah alat filter yang dipasangkan pada knalpot sepeda motor.
ZeoLittle ini terinspirasi dari batu Zeolith yang memang mampu menyerap zat karbon. Batu Zeolith ini kemudian diaplikasikan dalam tutup knalpot, seperti yang banyak dijual di bengkel modifikasi motor. Kalau produk yang sudah ada fungsinya hanya sebagai hiasan saja, tapi produk kami selain berfungsi sebagai hiasan tapi juga mengurangi polusi udara, jelas Tyas, mahasiwa jurusan Teknobiomedik.
Setelah melalui proses produksi, ZeoLittle harus melalui uji emisi. Uji emisi dilakukan bekerja sama dengan bengkel di Surabaya. Hasil uji emisi menunjukkan, ZeoLittle mampu mengurangi emisi gas buang kendaraan sebanyak 50%. Hasil ini tentu saja menggembirakan, karena tujuan untuk meningkatkan kualitas udara kota Surabaya mampu terwujud.
Tim peneliti mahasiswa yang dikomandoi oleh Thiera Ramadanika ini mendapatkan dana hibah dari Dikti untuk PKM-K sebesar 7.2 juta rupiah. Dana itu mereka gunakan sepenuhnya untuk memproduksi secara massal ZeoLittle. Saat ini kami mampu memproduksi 150 produk. Kami bekerja sama dengan pengrajin untuk memproduksinya. Produk ZeoLittle ini akan kami pasarkan dengan harga 25 ribu perbuahnya, tambah Thiera.
Mereka lebih terarah dalam memasarkan produk inovatif ini. Selain dijual melalui jejaring sosial media, ZeoLittle juga dijual melalui kerjasama dengan Fasling atau fasilitator lingkungan, sebuah komunitas pencinta alam di kota Surabaya. Sejak bulan Maret hingga kini, ZeoLittle mampu diproduksi lebih dari 500 buah.
ada awalnya memang respon masyarakat kurang begitu bagus, karena belum tahu manfaat dari ZeoLittle. Namun, kami berharap seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara di kota ini, ZeoLittle mampu diterima baik oleh masyarakat, jelas Tyas.
Pemasangan ZeoLittle memang terhitung sederhana, cukup dipasang di ujung knalpot tanpa harus membongkar knalpot motor. Selain itu, jika memang batu dalam ZeoLittle sudah kotor, dapat dilepas dan dicuci dengan air hangat. Kesederhanaan penggunaan dan harganya yang relatif murah tidak sebanding dengan dampak yang dihasilkan dengan penggunaan ZeoLittle. Udara menjadi lebih berkualitas karena bersih dan sehat tentu menjadi idaman semua masyarakat.
Produk yang pertama kali dikembangkan di Indonesia melalui penelitian mahasiswa Universitas Airlangga ini diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah pencemaran udara dewasa ini. Generasi muda Indonesia tentulah harus menjadi generasi solutif. Dan kini saatnya kita selamatkan udara di perkotaan.
ZeoLittle ini terinspirasi dari batu Zeolith yang memang mampu menyerap zat karbon. Batu Zeolith ini kemudian diaplikasikan dalam tutup knalpot, seperti yang banyak dijual di bengkel modifikasi motor. Kalau produk yang sudah ada fungsinya hanya sebagai hiasan saja, tapi produk kami selain berfungsi sebagai hiasan tapi juga mengurangi polusi udara, jelas Tyas, mahasiwa jurusan Teknobiomedik.
Setelah melalui proses produksi, ZeoLittle harus melalui uji emisi. Uji emisi dilakukan bekerja sama dengan bengkel di Surabaya. Hasil uji emisi menunjukkan, ZeoLittle mampu mengurangi emisi gas buang kendaraan sebanyak 50%. Hasil ini tentu saja menggembirakan, karena tujuan untuk meningkatkan kualitas udara kota Surabaya mampu terwujud.
Tim peneliti mahasiswa yang dikomandoi oleh Thiera Ramadanika ini mendapatkan dana hibah dari Dikti untuk PKM-K sebesar 7.2 juta rupiah. Dana itu mereka gunakan sepenuhnya untuk memproduksi secara massal ZeoLittle. Saat ini kami mampu memproduksi 150 produk. Kami bekerja sama dengan pengrajin untuk memproduksinya. Produk ZeoLittle ini akan kami pasarkan dengan harga 25 ribu perbuahnya, tambah Thiera.
Mereka lebih terarah dalam memasarkan produk inovatif ini. Selain dijual melalui jejaring sosial media, ZeoLittle juga dijual melalui kerjasama dengan Fasling atau fasilitator lingkungan, sebuah komunitas pencinta alam di kota Surabaya. Sejak bulan Maret hingga kini, ZeoLittle mampu diproduksi lebih dari 500 buah.
ada awalnya memang respon masyarakat kurang begitu bagus, karena belum tahu manfaat dari ZeoLittle. Namun, kami berharap seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas udara di kota ini, ZeoLittle mampu diterima baik oleh masyarakat, jelas Tyas.
Pemasangan ZeoLittle memang terhitung sederhana, cukup dipasang di ujung knalpot tanpa harus membongkar knalpot motor. Selain itu, jika memang batu dalam ZeoLittle sudah kotor, dapat dilepas dan dicuci dengan air hangat. Kesederhanaan penggunaan dan harganya yang relatif murah tidak sebanding dengan dampak yang dihasilkan dengan penggunaan ZeoLittle. Udara menjadi lebih berkualitas karena bersih dan sehat tentu menjadi idaman semua masyarakat.
Produk yang pertama kali dikembangkan di Indonesia melalui penelitian mahasiswa Universitas Airlangga ini diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah pencemaran udara dewasa ini. Generasi muda Indonesia tentulah harus menjadi generasi solutif. Dan kini saatnya kita selamatkan udara di perkotaan.
Sumber : Universitas Airlangga dan beberapa Universitas lainnya
0 komentar
Posting Komentar